Senin, 30 April 2012


KESEIMBANGAN KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT
          Sebenarnya kehidupan di dunia ini tidaklah kekal atau abadi. Bahkan bisa di katakan kehidupan di dunia ini adalah semu. Kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan kita setelah mati, yakni akhirat. Namun, kebanyakan manusia yang lalai akan hal tersebut. Mereka lupa akan tujuan manusia hidup yang sesungguhnya, yakni beribadah kepada Allah dan juga mempersiapkan diri untuk hidup yang lebih kekal di akhirat.
          Agama islam adalah agama yang sempurna. Islam telah mengatur bagaimana cara kita hidup di dunia yang baik dan benar. Termasuk juga mengatur pentingnya keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat.
Sebagai orang islam kita harus mampu memilih mana yang terbaik untuk diri kita sendiri di dunia maupun di akhirat. Mengejar urusan dunia merupakan hal yang penting, namun akan lebih baik jika kita juga memikirkan urusan akhirat. Apabila segala kebutuhan dunianya terpenuhi, namun dia tidak pernah melakukan sedikitpun amal untuk akhiratnya, ia akan memperolah kerugian yang sangat besar. Sebaliknya kita juga tidak boleh setiap waktu hanya beribadah kepada Allah, kita juga harus memikirkan bagaimana kehidupan kita di dunia ini. Maka keduanya haruslah berjalan seimbang, yaitu denga cara memenuhi kebutuhan hidup di dunia dengan mengutamakan kepentingan akhirat.
 Hadits-hadits Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat
1.           اِعْمَلْ لِدُ نْيَكَ كَاءَنَّكَ تَعِيْسُ اَبَدًا وَعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَاءَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا ( رواه البيهقى )
Artinya : “Bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan akan kamu mati esok pagi”.
Kandungan hadits
-          Hadits di atas menerangkan bahwa dalam setiap pekerjaan yang kita kerjakan haruslah disertai dengan semangat yang tinggi dan bersungguh sungguh agar hasilnya memuaskan dan sesuai dengan keinginan kita. Sebagai manusia tentunya kita mempunyai rasa untuk selalu mengumpulkan harta. Hadits di ataspun menyuruh kita untuk selalu bekerja dan bekerja seakan akan kita akan hidup untuk selama lamanya.
-          /Meskipun hadits di atas berisi perintah untuk selalu bekerja, tetapi di dalam hadits tersebut juga di imbangi dengan perintah untuk selalu beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan setulus hati seakan akan kita akan mati esok pagi.
Dengan demikian berarti hadits tersebut menyuruh kita untuk bekerja di dunia yang tujuannya tidak lain dan tidak bukan agar kita bisa makan dan memperoleh tenaga untuk beribadah kepada Allah.

2.          لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا
فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ ( رواه ابن عسا كرعن انس )
Artinya : “Bukanlah orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang meninggalkan              kepentingan dunia untuk kepentingan akhirat, dan juga bukan orang yang    meninggalkan akhirat untuk kepentingak dunia. Maka yang terbaik dia antara kamu adalh orang yang mampu memadukan di antara keduanya. Sesungguhnya         kehidupan dunia mengantarkan kamu kepada kehidupan akhirat dan      janganlah      kamu menjadi beban orang lain.” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Anas, dalam     kitab        tafsir Al-Kasysyaf jilid 4 hal. 1670)
Kandungan Hadits
-       Sebenarnya kehidupan dunia ini merupakan sarana untuk mengantarkan kehidupan yang abadi, yakni akhirat. Keduanya merupakan perkara yang sangat penting, maka kita harus mampu memadukan antrara keduanya sehingga akan di dapat kebahagiaan dunia sekaligus akhirat.
-       Agar urusan dunia dan akhirat menjadi padu, maka perlu adanya suatu keseimbangan. Kita tidak boleh terlalu menggutamakan urusan dunia dan meringankan urusan akhirat, atau sebaliknya. Cara yang paling benar adalah sesuai tuntunan islam, yaitu memperhatikan keseimbangan keduanya.
-       Kesuksesan dunia dapat menjadi jembatan yang menuju kepada keberhasilan mencapai kebahagiaan sejati di akhirat. Maka kehidupan dunia yang dianugerahkan oleh Allahini harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar tercapai sukses dunia dan bahagia akhirat.
-       Sebagai manusia yang beriman kita di tuntut untuk tidak lemah sehingga membebani orang lain. Dunia terbentang luas, kesempatan di buka selebar lebarnya oleh Allah swt. Wajib bagi seorang mukmin mengupayakan hidup yang layak sesuai dengan kemampuan masing masing sehingga menjadi kuat dan tidak menjadi beban orang lain.

3.                                                                                             اَلْمُؤْ مِنُ اْلقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ اْلمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ
اِحْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِا للهِ وَلَاتَعْجِرْ ( رواه عن ابى هريرة )
Artinya : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing masing ada kebaikannya. Bersmangatlah kamu untuk mencapai suatu yang bermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi beban orang lain. (HR. Muslim dari Abu Hurairah No. 4816)
Kandungan Hadits
-            Hal yang paling penting yang ada dalam hadits diatas adalah perintah untuk menjadi seorang mukmin yang kuat. Maksudnya kuat disini adalah :
-            Kuat iman, artinya seorang muslim dituntut memiliki keteguhan iman sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kepercayaan lain.
-            Kuat fisik, artinya seorang muslim dituntut menjaga kondisi fisik, sehingga dapat melaksanakan ibadah dengan baik.
-            Kuat ilmu, artinya seorang muslim dituntut memiliki kemampuan ilmu yang memadai atau pandai agar tidak ddirendahkan oleh orang lain dalam berjuang di jalan Allah.
-            Kuat ekonomi, artinya seorang muslim dituntut memiliki kekuatan eknomi, sehingga keperluan hidup di dunia dapat dicapai untuk kepentingan akhirat.
-            Kuat semangat, artinya seorang muslim dituntut memiliki semangat hidup yang kuat sehingga dapat memberi banyak manfaat bagi diri dan orang lain.
-            Kita di perintah untuk selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu yangt bermanfaat, namun juga harus tetap di iringi dengan memohon pertolongan Allah agar dipermudah jalannya.


4.                                                                                             لَاءَنْ يَاءْخُذَ اَحَدُ كُمْ اَحْبَلاً فَيَأْ خُذَحُزْمَةً مِنْ حَطَبٍ فَيَبِيْعَ فَيَكُفَّ اللهُ بِهِ وَجْهَهُ
خَيْرٌ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ اُعْطِيَ اَمْ مُنِعَ ( رواه البخارى عن الزبير بن العوام )
Artinya : “Sungguh, jika salah seorang diantara kamu membawa seutas tali untuk mencari seikat kayu bakar, lalu kayu itu dijual sehingga Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya dengan hasil jualannya. Itu lebih baik daripada meminta minta kepada orang lain, baik diberi maupun ditolak (tidak diberi). (HR. Al-Bukhori dari Zubir bin Awwam No. 2200)

Kandungan Hadits
Hadits diatas menunjukkan bahwa kita sebagai umat manusia haruslah tetap mengetahui bagaimana cara mencari rizki dengan baik dan benar. Yaitu dengan cara :
-            Kita harus selalu bekeja keras untuk mencari rizki yang ditebarkan Allah di langit dan di bumi, yang hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.
-            Kita harus slalu optimis untuk bekerja apapun yang penting halal, meskipun orang lain menganggap remeh pekerjaan kita.
-            Kita harus selalu menjauhi sifat suka mengharapkan pemberian orang lainatau suka meminta minta belas kasihan orang lain, sementara kita belum melakukan pekerjaan yang mulia.
-            Kita harus selalu menghindarkan diri dari sifat menggantungkan diri kepada orang lain, sehingga menjadi beban orang lain.
Menurut pandangan Allah dan Rosul-Nya, sifat meminta minta belas kasihan kepada orang lain merupakan sifat yang tercela dan hina. Agama islam merupakan agama yang mendorong pemeluknya agar menjadi umat yang kuat secara ekonomi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hadits di atas juga menerangkan bahwa orang yang mencari kayu bakar di hutan kemudian dibwa pulang untuk dijual itu lebih baik daripada orang yang meminta minta belas kasihan orang lain.
Keterkaitan Kandungan Hadits
Orang yang cenderung mementingkan kehidupan dunia saja sangat tidak dibenarkan oleh agama islam, sebaliknya jika kita hanya mementingkan kehidupan akhirat saja juga kurang pas. Artinya dalam hidup harus ada keseimbangan antara dunia dan akhirat, dengan prinsip bahwa kehidupan di dunia hanya untuk mencari bekal untuk menuju kepada kebahagiaan kehidupan akhirat. Dalam kehidupan sehari hari kita ditekankan untuk menjadi mukmin yang kuat. Tanpa adanya kekuatan dan semangat dalam hidup ini maka kita akan menjadi manusia yang terbelenggu akan sifat ketergantungan kepada yang lain. Islam juga menganjurkan untuk selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Jangan sampai kita bermalas malasan kerja, hanya mengandalkan belas kasihan dari orang lain karena meminta minta termasuk perbuatan yang tercela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar